1. PERBEDAAN TOPIK, TEMA dan JUDUL 
Apakah perbedaan antara Topik, Tema dan Judul ?  Bagaimana cara membedakannya? Pasti masi banyak yang bingung mengenai  perbedaannya. Disini saya akan coba untuk mengulas sedikit mengenai  ketiga hal tersebut.
TOPIK 
Kalimat  topik adalah kalimat yang paling terpenting dalam sebuah paragraph  karena merupakan ide utama dalam paragraph tersebut. Topik juga  mengontrol dan membatasi ide yang didiskusikan dalam paragraph. Kalimat  topik dibagi menjadi dua bagian yaitu topik dan pengontrol ide,  sedangkan topik adalah subject yang kita bicarakan.
Syarat topik yang baik,adalah :
Topik harus menarik perhatian penulis.
Topik  yang menarik perhatian akan memotivasi pengarang penulis secara  terus-menerus mencari data-data untuk memecahkan masalah-masalah yang  dihadapinya.Penulis akan didorong agar dapat menyelesaikan tulisan itu  sebaik-baiknya.Suatu topik sama sekali tidak disenangi penulis akan  menimbulkan kesalahan.Bila terdapat hambatan ,penulis tidak akan  berusaha denngan sekuat tenaga untuk mengumpulkan data dan fakta yang  akan digunakan untuk memecahka masalah.
b. Diketahui oleh penulis.
Penulis hendaklah mengerti atau mengetahui meskipun baru prinsip-perinsip ilmiahnya.
Contoh: 
• Mencari sumber-sumber data .
• Metode atau penerapan yang digunakan.
• Metode analisis yang akan digunakan.
• Buku-buku referensi yang digunakan.
c. Jangan terlalu baru,jangan terlalu teknis dan jangan terlalu kontroversial.
Bagi  penulis pemula,topik yang baru kemungkinan belum ada referensinya dalam  kepustakaan.Topik yang terlalu teknis kemungkinan dapat menjebak  penulis bila tidak benar-benar menguasai bahan penulisannya.Topik yang  kontroversial akan menimbulkan kesulitan untuk bertindak secara  objektif.
d. Bermanfaat.
Topik  yang dipilih hendaknya bermanfaat. Ditinjau dari segi akademis dapat  mengembangkan ilmu pengetahuan dan dapat berguna dalam ehidupan  sehari-hari maupun dari segi praktis.
e. Jangan terlau luas.
Penulis  harus membatasi topik yang akan ditulis.Setipa penulis harus  betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit dan berbatas  untuk digarap sehingga tulisannya dapat terfokus.
f. Topik yang dipilih harus berada disekitar kita.
g. Topik yang dipilih harus yang menarik.
h. Topik yang dipilih ruang lingkup sempit dan terbatas.
i. Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif.
j. Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya. topik yang di pilih jangan terlalu baru.
k. Topik yang dipilih memiliki sumber acuan.
Cara pembatasan Topik yaitu :
Pembatasann topik sekurang-kurangnya dapat membantu pengarang dalam beberapa hal:
• Memungkinkan pennulis penuh dengan keyakinan dan kepercayaan bahwa topik tersebut benar-benar diketahuinya.
• Memungkinkan penulis mengadakan penelitian lebih intensif mengenai masalahnya.
Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan cara;
a. Tetapkanlah topik dalam kedudukan central.
Contoh; Komunikasi.
b.Ajukan pertanyaan apakah topik tersebut masih dapat dirinci , bila dapat tetapkan lah.
c.Tetpkanlah yang mana subtopik yang akan dipilih
d. Ajukan pertanyaan apakah subtopik yang dipilih masih dapat dirinci lebih lanjut.
TOPIK YANG BAIK
Topik yang baik itu adalah topik yang mempunyai kriteria seperti dibawah ini:
- Penulis menguasainya dengan baik dan mengetahui prinsip-prinsip ilmiahnya
 - Menarik untuk ditulis dan di baca
 - Jangan terlalu baru,teknis dan kontroversial
 - Bermanfaat
 - Jangan terlalu luas
 - Topik yang dipilih harus ada di sekitar kita
 - Memiliki ruang lingkup yang sempit dan terbatas
 - Memiliki data dan fakta yang objektif
 - Memiliki sumber acuan atau referensi
 
Contoh topik yang baik dan terbatas:
- Upaya mengembangkan robot cerdas bagi pelayanan pasien di Rumah Sakit
 
                  ==> Jadi, robot cerdas ini dikembangkan terbatas bagi pelayanan pasien di Rumah Sakit
TEMA
Tema  merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran dalam membuat suatu  tulisan. Di setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam  sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat.  Dalam menulis cerpen,puisi,novel,karya tulis, dan berbagai macam jenis  tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti  sebuah rumah, tema adalah atapnya. Tema juga hal yang paling utama  dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan. Jika temanya menarik, maka  akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut.
Syarat Tema yang baik, adalah :
1. Tema menarik perhatian penulis.
Tema  yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha  terus- menerus mencari data untuk memecahakan masalah-masalah yang  dihadapi, penulis akan didorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan  karya tulis itu sebaik-baiknya.
2. Tema dikenal/diketahui dengan baik.
Maksudnya bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh penulis. Berdasarkan prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha sekuat tenaga mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara, dan sebagainya sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam. Dalam keadaan demikian, disertai pengetahuan teknis ilmiah dan teori ilmiah yang dikuasainya sebagai latar belakang masalah tadi, maka ia sanggup menguraikan tema itu sebaik-baiknya.
3. Bahan-bahannya dapat diperoleh.
Sebuh  tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di  sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan  penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai  sepenuhnya.
4. Tema dibatasi ruang lingkupnya.
Tema  yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya  untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.
TEMA YANG BAIK
Tema yang baik itu adalah Tema yang mempunyai kriteria atau syarat seperti dibawah ini:
- Menarik perhatian penulis
 - Diketahui dan di pahami penulis
 - Bermanfaat
 - Berada disekitar kita
 - Ruang lingkupnya sempit dan terbatas
 - Memiliki data dan fakta yang efektif
 - Memiliki sumber acuan
 
JUDUL
Judul  adalah perincian atau penjabaran dari topik. Judul lebih spesifik dan  sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas.  Judul juga merupakan nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku,  kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh  karya tulis, bersipat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan  adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering  disebut juga kepala tulisan.
Ada  yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau  disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan  ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari  lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan. Judul tidak harus  sama dengan topik. Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan  akan bersifat umum dan ruang lingkupnya sangat luas. Judul dibuat  setelah selesai menggarap tema, shingga bisa terjamin bahwa judul itu  cocok dengan temanya. Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian  pembaca dan akan cocok dengan temanya.
Judul  hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari karya  itu, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan  dalam karya itu. Ada judul yang mengungkapkan maksud pengarang, misalnya  dalam sebuah laporan eksposisi, contohnya : “Suatu Penelitian tentang  Korelasi antara Kejahatan Anak-anak dan Tempat Kediaman yang Tidak  Memadai.
Judul karangan sedapat-dapatnya 
a.. singkat dan padat, 
b. menarik perhatian, serta 
c. menggambarkan garis besar (inti) pembahasan.
Syarat Judul yang baik, yaitu :
a. Asli
Jangan menggunakan judul yang sudah pernah ada, bila terpaksa dapat dicarikan sinonimnya.
b. Relevan
Setelah  menulis,baca ulang karangan anda, lalu carilah judul yang relevan  dengan karangan anda ( harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau  ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut).
c. Provokatif
Judul  tidak boleh terlalu sederhana, sehingga(calon) pembaca sudah dapat  menduga isi karangan anda, kalau(calon) pembaca sudah dapat menebak  isinya tentu karangan anda sudah tidak menarik lagi.
d. Singkat
Judul  tidak boleh bertele-tele, harus singkat dan langsung pada inti yang  ingin dibicarakan sehingga maksud yang ingin disampaikan dapat tercermin  lewat judul.
e. Harus bebentuk frasa
f. Awal kata harus huruf kapital kecuali preposisi dan konjungsi,
g. Tanpa tanda baca di akhir judul karangan,
h. Menarik perhatian,
i. Logis,
j. Sesuai dengan isi.
Judul dibagi menjadi dua,yaitu :
1. Judul langsung :
Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubugannya dengan bagian utama nampak jelas.
2. Judul tak langsung :
Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita.
Dari  penjelasan yang sudah saya berikan, saya harapakan sekarang para  pembaca dapat membedakan secara jelas antara tema, topic, dan judul.
JUDUL YANG BAIK
Judul yang baik itu adalah judul yang mempunyai kriteria atau syarat seperti dibawah ini:
- Harus berbentuk frasa
 - Tanpa ada singkatan atau akronim
 - Awal kata harus huruf kapital, kecuali preposisi dan konjungsi
 - Tanpa tanda baca di akhir judul
 - Menarik
 - Logis
 - Sesuai dengan Isi
 
CARA MENGGALI TOPIK YANG BAIK
Topik  yang terlalu luas menghasilkan tulisan yang dangkal, tidak mendalam,  dan tidak tuntas. selain itu, pembahasan tidak menjadi tidak fokus pada  masalah utama yang di tulis atau dibaca. akibtnya, pembahasan menjadi  panjang, namun tidak berisi. sebaliknya, topik yang terlalu sempit  menghasilkan tulisan yang tidak (kurang) bermanfaat bagi pembacanya.  selain itu, karangna menjadi sulit dikembangkan, hubungan variabel kuran  gjelas, tidak menarik untuk dibahas atau dibaca.
Oleh  karena itu, pembahasan topik harus dilakukan secara cermat, sesuai  dengan kemampuan dana, tenaga, waktu, tempat dan kelayakan yang dapat  diterima oleh pembacanya.
2.KERANGKA KARANGAN
Kerangka  karangan merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari  suatu karangan yang akan digarap, dan merupakan rangkaian ide-ide yang  disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur
MANFAAT KERANGKA KARANGAN
- Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah
 - Untuk menyusun karangan secara teratur. kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekkilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
 - memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks utama tadi. tiap bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus-menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur pula sekain macam sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda yang dapat memikkat perhatian pembaca.
 - Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntukngkan, misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu berbeda dengan diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan satu sama lain.
 - Memudahkan penulis mencari materi pembantu. Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan dibagian mana dalam kerangkanya itu.
 
Untuk   memperoleh suatu susunan kerangka karangan yang teratur biasanya    digunakan beberapa tipe susunan, pola alamiah dan pola logis. 
1. Pola Alamiah
Pola   alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai  dengan   keadaan yang nyata di alam, sebab itu susunan alamiah itu  didasarkan   pada ketiga atau keempat dimensi dalam kehidupan manusia :  atas –   bawah, melintang – menyebrang, sekarang – nanti, ,dulu -  sekarang,   timur – barat, dan sebagainya. Oleh sebab itu susunan alamiah  dapat   dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu : 
a. Urutan waktu atau urutan kronologis
a. Urutan waktu atau urutan kronologis
b. Urutan ruang (sposial)
c. Topik yang ada
2. Pola Logis
Manusia  mempunyai suatu kesanggupan dimana manusia lebih sempurna dari  makhluk  yang lain, yaitu sanggup menghadapi segala sesuatu yang berada  di  sekitarnya dengan kemampuan akal budinya. Urutan logis sama sekali   tidak ada hubungannya dengan suatu ciri yang intern dalam materinya,   tetapi kiat dengan tanggapan penulis.
Macam-macam, urutan logis yang dikenal adalah :
a) Urutan klimaks dan anti klimaks
b) Urutan kausal
c) Urutan pemisahan masalah
d) Urutan umum – khusus
e) Urutan familitas
f) Urutan akseptabilitas
E. Syarat-syarat Kerangka Karangan Yang Baik 
a) Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
b) Tiap unsur dalam kerangka karanga hanya mengandung satu gagasan.
c) Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis.
d) Terus mempergunakan pasangan simbul yang konsisten.
3. ALINEA (PARAGRAF)
Paragraf(alinea)
UNSUR-UNSUR PARAGRAF(ALINEA).
b. Berbentuk frase
c. Relevan (sesuai dengan isi)
d. Logis
e. Spesifik
Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide pokok, alinea terbagi dalam beberapa jenis yaitu sebagai berikut:
1. Deduktif: kalimat utama atau ide pokok diletakkan pada awal alinea
2. Induktif: kalimat utama atau ide pokok diletakkan pada akhir alinea
3. Variatif: kalimat utama diletakkan pada awal dan diulang pada akhir alinea
4. Deskriptif atau naratif: kalimat utama termuat dalam seluruh alinea.
CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF
1. KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesaruan tunggal.
Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan)
2. KESEJAJARAN
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
3. KEHEMATAN
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
4. PENEKANAN
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
5. KELOGISAN
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
referensi:
Paragraph  (alinea) selalu kita temukan di setiap wacana yang kita  baca.tentunya  wacana yang lebih dari 1 kalimat atau terdiri dari  beberapa  kalimat.wacana yang terdiri dari berapa kalimat biasanya selulu   menggunakan paragraph/alinea untuk memudahkan pembaca memahami,ataupun   menandai suatu bacaan.
pada  tugas kali ini akan membahas tuliasn mengenai paragraph(alinea)   tentunya yang telah saya rangkum dari berbagai sumber yang saya dapat.di   mulai dari membahas pengertian paragraph,syarat-syarat  paragraph,unsure  dan macam-macamnya.
Pengertian Paragraf/Alinea
Paragraf  (Alenia) merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang  lebih tinggi  dan lebih luas dari pada kalimat. Alenia merupakan kumpulan  kalimat,  tetapi kalimat yang bukan sekedar berkumpul, melainkan  berhubungan  antara yang satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang  membentuk  suatu kalimat.
atau  dapat juga di sebut Paragraf adalah suatu penuangan ide penulis   melalui kalimat atau kumpulan alimat yang satu dengan yang lain yang   berkaitan dan hanya memiliki suatu topic atau tema. Paragraf juga   disebut sebagai karangan singkat.
Dalam  paragraph terkandung satu unit pikiran yang didukung oleh semua   kalimat dalam kalimat tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat   utama atau kalimat topic, dan kalimat penjelas sampai kalimat penutup.   Himpunan kalimat ini saling berkaitan dalam satu rangkaian untuk   membentuk suatu gagasan.
Panjang  pendeknya suatu paragraph akan ditentukan oleh banyak  sedikitnya  gagasan pokok yang diungkapkan. Bila segi-seginya banyak,  memang layak  kalau alenianya sedikit lebih panjang, tetapi seandainya  sedikit tentu  cukup dengan beberapa kalimat saja.
Syarat-Syarat Paragraf(Alinea)
A. Kesatuan 
Tiap  alenia hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi  alenia adalah mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut. Oleh   karena itu, dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang  sama  sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut.
Alenia  dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam alenia  itu  tidak telepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik.
B.Koherensi 
Syarat  kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alenia ialah koherensi atau  kepaduan, yakni  adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan  kesatuan kebersamaan  antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya  dalam sebuah alenia.  Alenia yang memiliki koherensi  akan sangat memudahkan pembaca mengikuti  alur pembahasan yang  disuguhkan. Ketiadaan Koherensi dalam sebuah  alenia akan menyulitkan  pembaca untuk menghubungkan satu kalimat dengan  kalimat lainnya.
Dalam  koherensi, termasuk pula keteraturan (sistematika) urutan gagasan.   Gagasan dituturkan pula secara teratur dari satu detail ke detail   berikutnya, dari satu fakta ke fakta selanjutnya, dari satu soal ke soal   yang lain, sehingga pembaca dapat dengan mudah mengikuti uraian yang   disajikan dengan seksama.
Untuk  menyatakan kepaduan atau koherensi dari sebuah alenia, ada  bentuk lain  yang sering digunakan yaitu penggunaan kata atau  frasa(kelompok kata)  dalam bermacam-macam hubungan.
C. Perkembangan Paragraf 
Perkembangan paragraf harus dijaga agar jangan sampai mengambang kea rah yang tidak relevan untuk menjelaskan gagasan pokok.   Misalnya, alenia dimulai dengan kalimat inti yang menyebutkan gagasan   pokok yang hendak disampaikan, maka perkembangannya harus menjelaskan   gagasan pokok tadi dalam kalimat-kalimat berikutnya, dengan selalu   berpegang pada prinsip kesatuan dan koherensi. Perkembangan paragraf   diarahkan untuk memperkuat memberikan argumentasi, atau mengkongkritkan   pernyataan aau gagasan pokok yang disampaikan dalam kalimat inti di  awal  alenia.
UNSUR-UNSUR PARAGRAF:
1. Topik/ tema/ gagasan utama/ gagasan inti/ pokok pikiran
2.  Kalimat utama atau pikiran utama yang menjadi dasar pengembangan sebuah  paragraf. Gagasan atau pikiran utama itu dapat dikembangkan ke dalam  kalimat. Kalimat yang mengandung pikiran utama disebut kalimat utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, di akhir paragraf maupun diawal dan diakhir paragraf.
3. Kalimat penjelas gagasan yang  fungsinya menjelaskan gagasan utma. Gasasan penjelas biasanya  dinyatakan ke dalam beberapa kalimat. Kalimat yang mengandung gagasan  penjelas disebut kalimat penjelas.
4. Judul (kepala karangan).
Syarat suatu judul:
a. Provokatif (menarik)b. Berbentuk frase
c. Relevan (sesuai dengan isi)
d. Logis
e. Spesifik
Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide pokok, alinea terbagi dalam beberapa jenis yaitu sebagai berikut:
1. Deduktif: kalimat utama atau ide pokok diletakkan pada awal alinea
2. Induktif: kalimat utama atau ide pokok diletakkan pada akhir alinea
3. Variatif: kalimat utama diletakkan pada awal dan diulang pada akhir alinea
4. Deskriptif atau naratif: kalimat utama termuat dalam seluruh alinea.
CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF
1. KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesaruan tunggal.
Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan)
2. KESEJAJARAN
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
3. KEHEMATAN
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
4. PENEKANAN
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
5. KELOGISAN
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar